ORANG - ORANG DI KIRI JALAN

 Terhempas diantara berjubel kendaraan,, jalanan penuh dengan wajah muram durja, kemarahan tak terelakkan, anak-anak muda melampiaskan emosi nya pada segala yang mereka jangkau. “Apa ini?”, teriak seorang lelaki separuh baya sambil mengeluarkan kepalanya dari mobil yang ia tumpangi.


Kemacetan memanjang bagai ular piton, tak ada jalan untuk kembali, sementara maju ke depan juga sungguh mustahil. Jarak saya dengan mereka hanya sekitar 70 meter. Mobil saya matikan, seperti pengendara yang lain. Terdengar pekikan yang cukup jelas, “revolusi, revolusi, revolusi”.... Rezim harus tumbang, rakyat tak terkalahkan”.


Ini semacam tumpahan kemarahan yang terpendam. Dari  jauh aku memandang dan berdoa, semoga revolusi segera terjadi, bila memang harus demikian. Tak ada jalan lain, saat kekuasaan sudah mulai tak mau mendengar, keretakan di internal rezim mulai menganga, dan separuh pengkhianat mulai keluar garis koalisi untuk menyelamatkan diri. Kekuatan rakyat tumpah bagai magma, akan menjadi pemicu tumbangnya kekuasaan yang tuli, bisu, buta dan berkepala batu.


“Saudara-saudara, bahwa undang-undang tentang “laba usaha” ini adalah hasil kreasi para oligark yang sedang memburu rente, dan demi menjaga pertahanan kekayaan, mereka telah melacurkan seluruh suara rakyat yang telah kita berikan saat pemilu”. Suara sang orator menggema hingga satu kilometer jauhnya di belakang saya. Kerumunan massa tak dapat dihalangi oleh aparat keamanan, mereka telah siap dengan segala situasi.


“Doorr, bhuaaaarrrrr”, terdengar suara ledakan yang disertai semburan api. Jaraknya cukup dekat dari saya, dan saya mulai pasrah, bahwa kendaraan yang tak bisa bergerak ini akan terbakar. Berulang-ulang teriakan yang sama, revolusi..revolusi..revolusi...”. Tanpa di duga, dari arah belakang, ribuan orang datang dalam kerumuan yang tak pernah saya saksikan sebelumnya. Saya berdiri disamping mobil, menyaksikan dengan nyata gerakan sosial yang tak terbendung ini. Ini adalah peristiwa penting setelah 1998 mungkin, bahwa Makassar akan menjadi titik api yang akan membakar seluruh jalanan politik di berbagai kota di Indonesia.


“Majuuuu..maju...jangan takut, kita akan buktikan, bahwa jika mereka tak mau mendengar, kita akan akan pahat telinga mereka dengan gerakan jalanan, agar busa yang menempel disana sekalian kita bakar, mungkin dengan cara ini mereka mendengar”. Suara megaphone dari arah belakang, membuat saya merinding.


“Pak, apa yang terjadi ini?”, Tanya lelaki separuh baya tadi. Dengan tersenyum, saya menjawab, “mungkin ini gerakan mahasiswa bersama rakyat menolak undang-undang tentang “laba usaha” pak”, Jawab saya.


Masyarakat memahami, bahwa penolakan terhadap undang-undang ini berjalan begitu massif, tetapi parlemen dan pemerintah terus saja menyelesaikannya. Akhirnya mereka menyetujui undang-undang ini tengah malam, yang seharusnya jadwalnya tiga hari lagi, tapi mereka majukan.


Setelah disetujui, ditemukan banyak sekali skandal terhadap banyak pasal, dan skandal-skandal ini cukup menakutkan, karena berkaitan dengan masa depan rakyat.


Tiba-tiba ada yang pegang bahu saya, “pak, ayo turun, ganti baju ta”, sahut seorang demonstran. Saya menoleh, dan kaget, ternyata mahasiswa Fakultas Hukum, Yurika, anak kelas menengah  yang cukup cerdas dan menjadi lawan diskusinya Rangga. Dari belakang ada gerombolan mahasiswa Fakultas Hukum datang, mereka berteriak seperti orang kesurupan; “revolusi, revolusi, revolusi”. “Yurika, banyak gak yang turun dan kenapa ini semua tiba-tiba”. Tanya saya. “Iye pak, ini gerakan tiba-tiba, semacam efek kejutan, tidak terendus intel, kami merencakannya beberapa hari”, jawabnya mantap.


“Pak ayo gabung”, sahut yang lain. Saya tersenyum, lalu melihat Yurika yang berdiri tepat di depan saya. “Ah, anak ini cantik sekali”, gumam saya dalam hati. Dia tersenyum manis, entah apa maksudnya. Saya melihat, dia semakin berani.


“Kalian lanjut, saya mendoakan, semoga sukses tuntutannya”. Kata saya.

No comments:

Post a Comment

thx

Makalah 'ANATOMI'

BAB I   PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang      Pemahaman terhadap penyusun tubuh harus digaris bawahi. Dimana tubuh tersusun ata...